Design Thinking adalah sebuahserangkauan proses kognitif, strategis, dan praktis yang berulang, pada dasarnya design thinking ini digunakan untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi inovatif yang tidak terpikirkan sebelumnya (out of the box) dengan berusaha memahami pengguna dan kebutuhannya, tidak membuat asumsi, dan membuat defenisi ulang permasalahannya. Design thinking dikenal pula sebagai bussiness of Experience (BX). Pasalnya Design thinking dapat di ibaratkan sebagai jembatan anda untuk menghubungkan antara kebutuhan bisnis dan pengembangan kapasistas pada saat yang sama dengan baik.
Hasil dari penerapan design thinking yang diharapkan adalah lebih banyak solusi pembelajaran yang efektif selaras dengan kebutuhan bisnis dan pengembangan kapasitas yang diinginkan oleh perusahaan. Prinsip atau elemen dari design thinking ini adalah mewijudkan dan menciptakan nilai-nilai atau melahirkan ide-ide baru dalam perusahaan.
Solusi Yang Berpusat Pada Ide Manusia Kreatif
Apakah design thinking dibutuhkan? Dibandingkan dengan mengeluarkan inovasi produk yang nantinya tidak dapat digunakan, perusahaan atau organisasi berupaya untuk melihat apa yang benar-bernar dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Maka dari itu, mencari solusi yang berpusat pada ide manusia kreatif adalah poko penting dalna desain thinking. Namun, bukan berarti inovasi produk tidak dibutuhkan, kita harus mengetahui telebih dahulu sebelunya terkait kebutuhan perusahaan mengatasi masalah.
Proses inovasi ini sangat berguna untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tidak jelas atau sesuatu yang tidak diketahui, dengan membingkai masalah tersebut berpusat pada manusia penggunanya. Ini harus menjadi pokok bahasan yang tidak boleh dilewatkan bagian pengembangan kapasistas manusia learning and development (L & D) dalam perusahaan. Selain itu, tim L&D bisa menggunakan pola pemikiran desain (desain thinking) untuk menemukan ide yang lebih baik dan inovasi baru dari organisasinya.
Merujuk dari laporan Global Human Capital yang dipublikasi Deloitte tahun 2016 yang berjudul 'Crafing the employee experience' disebutkan design thinking menjadi masalah penting yang di hadapi Human Resource dan Learning Development. Namun lebih dari 70 persen manager SDM mengungkapkan bahwa banyak program pelatihan yang ketinggalan zaman. Mereka menyebut menempatkan karyawan sebagai pusat pertimbangan yang dapat membantu tim merancang L&D denhan efisiensi.
Design thingking adalah pendekatan untuk mengembangkan inovasi yang cukup populer dan diterapkan diberbagai perusahaan ternama - khususnya dibidang teknologi. Terdapat lima elemen atau tahapan dalam menerapkan proses design thinking menurut Masaic Background Stanford's Design Thingking Process Strategic Analisis.
Elemen Proses Design Thingking
Stanford Scool of Design adalah salah satu sekolah desain terbaik di amerika dan tempat lahirnya teori desain pemikirian atau Design thingking. Apa sajakah tahapan design thingking itu? Tahapan-tahapan ini adlaah empathize, define idea, prototype, dan test. Berikut ini adalah kelima tahapan desain pemikiran.
1. Empathize
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah membangun empati dengan pengguna. Empathize atau empati dapat dilakukan dengan menekankan emosi pada perspektif pemikiran pengguna. Anda bisa mencoba merasakan emosi dari sisi pengguna, kemudian Anda akan memahami posisi dan perasaan pengguna. Dengan memahami psikologi orang, maka akan mudah mengidentifikasi masalah dan memahami solusi dari permasalahan yang dihadapi. Solusi yang ada digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Langkah nyata yang bisa dilakukan dalam tahapan empathize atau empati adalah memerhatikan umpan balik dari pengguna produk atau output yang dikembangkan dalam produk. Kemudian konsultasikan hal tersebut dengan berbagai pihak ahli untuk memudahkan dan memecahkan masalah. Tidak hanya harus mengembangkan keuntungan dalam bisnis, kita perlu meningkatkan hubungan dengan pengguna, agar masalah yang ditemukan perusahaan dapat diselesaikan.
2. Define
Langkah kedua adalah mendefinisikan ulang (define). Apa tujuan dari define dalam design thinking? Anda dihadapkan untuk mendefinisikan masalah dari informasi atau umpan balik yang terkumpul dari tahapan sebelumnya. Yang harus diperhatikan, psikologi pengguna tetap ditekankan dan tuliskan masalah dalam satu atau dua kalimat singkat terkait masalah yang dihadapi.
3. Ideate
Apa yang dimaksud dengan Ideate? Dalam tahap ini, Anda diajak untuk mengumpulkan ide, lalu menentukan dan mencari solusi tentang masalah yang ada. Oleh karena itu, proses brainstroming akan melahirkan ide-ide inovatif yang diinginkan sebagai pemecahan masalah. Dalam proses menemukan solusi terdapat beberapa tools atau alat yang bisa digunakan misalnya menggunakan kerangka berpikir (mind mapping) hingga brainstroming. Dengan membuat kerangka berpikir, perusahaan dapat dengan efektif membuat pengembangan sebuah produk.
4. Prototype
Setelah brainstorming, Anda memiliki banyak solusi. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi solusi dan membuatnya dalam bentuk prototipe. Membuat prototipe berarti adalah membuat perubahan akhir atau penambahan bentuk atau fitur baru dari suatu produk. Prototype ini merupakan visualisasi dari bentuk nyata solusi untuk permasalahan yang ada.
5. Test
Pada tahap terakhir, setelah pembuatan prototipe selesai, Anda harus menguji secara langsung prototype yang Anda buat. Banyak orang menganggap tahap uji coba sebagai langkah opsional, tetapi sebenarnya tidak. Penting untuk dipahami, bahwa umpan balik dari produk pengujian seringkali memungkinkan jadi bahan evaluasi dari solusi. Ini adalah proses yang baik untuk menjawab pertanyaan apakah perusahaan mendapatkan dampak positif atau sebaliknya? Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah ide yang telah dihasilkan efektif atau tidak.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan design thinking dalam perusahaan di antaranya:
1. Pola pikir design thinking jadi jembatan tujuan bisnis dan pengembangan kapasitas karyawan.
Bicara soal tujuan bisnis, pastinya mengejar keuntungan atau biasa disebut dengan Return of Investment (ROI). Tak dipungkiri hal tersebut sering bertentangan dengan tujuan pengembangan kapasitas karyawan. Apalagi dalam proses pelatihan pastinya butuh biaya tersendiri.
Kehadiran design thinking bermanfaat dalam proses penghematan pengeluaran. Selain menghemat pengeluaran, hal ini dapat meningkatkan ROI perusahaan.
2. Design thinking berfokus pada solusi.
Mayoritas perusahaan sangat menghargai pengalaman pelanggan. Dengan demikian, design thinking yang berfokus pada pengalaman karyawan dengan memberi mereka solusi yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Konsep tersebut selaras dengan experiental learning yang dicetuskan David Kolb.
3. Menciptakan hubungan lebih erat dengan pelanggan (loyalitas).
Design thinking mampu menyediakan teknologi pembelajaran yang lebih berkaitan dengan keseharian pelanggan. Dalam organisasi, pelanggan yang dimaksud adalah karyawan. Pelatihan yang diterapkan dengan mengedepankan design thinking akan menghasilkan pengembangan kapasitas yang senada dengan masalah keseharian. Fokus pelatihan yang berporos pada karyawan cenderung menumbuhkan loyalitas pegawai dalam perusahaan.
4. Menciptakan ide-ide dan solusi yang inovatif.
Design thinking menekankan pada pencarian solusi. Dengan menerapkan metode ini, akan banyak ide yang bisa dikembangkan. Perusahaan juga dapat menciptakan berbagai inovasi terbaik yang menguntungkan dengan design thinking. Ide atau inovasi tersebut bernilai mahal karena bisa membantu pengembangan perusahaan. Pola pikir kreatif ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Sehingga masalah yang ada dalam bisnis dapat teratasi.
5. Lebih efisien dan bisa diterapkan di berbagai bidang.
Pendekatan yang solutif dari design thinking bisa digunakan di berbagai bidang perusahaan. Apalagi design thinking ini menekankan pada sisi pelanggan atau pengguna. Keberadaan perusahaan baik jasa maupun barang, pastinya tetap memerlukan masukan atau umpan balik yang membangun dari pelanggan guna meningkatkan produk/jasanya.
referensi: https://www.ruangkerja.id/blog/design-thinking
Posting Komentar untuk "Apa itu design thinking, tahapan design thinking dan bagaimana penerapannya?"