PENGERTIAN BERFIKIR KOMPUTASIONAL
Berpikir komputasional atau Computational Thinking adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan telknik ilmu komputer (Informatika). Dikarenakan kita hidup berdampingan dengan teknologi, maka kita perlu berpikir seperti sebuah mesin yang dapat bergerak secara dinamis. Dengan kata lain berpikir komputasional adalah sebuah konsep atau cara mengamati masalah dan mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan menerapkan ilmu teknologi komputer.
Saat ini berpikir komputasional digunakan untuk merujuk pada ide dan konsep dalam penerapan berbagai bidang computer science, tidak hanya dalam konten tetapi juga salah satu kemampuan umum terkait pemikiran kritis dalam dunia teknologi sekarang ini.
Tujuan utama berpikir komputasional ini adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pemanfaatan dan optimalisasi teknologi tersebut tidak terlepas dari proses mendasar yang harus dikuasai yaitu Computational Thinking. Berpikir komputasional menjadi sebuah keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sejak dini dan harus dikembangkan mengikuti perkembangan teknologi saat ini.
Computational Thinking memiliki beberapa keterampilan yaitu: Pola Berpikir, Pernyataan dan Logika Proposisi, Logika Matematika, Metode Penalaran (Algoritma), Logika Penalaran Inferensi, Logika Konversi Bilangan. Pada pembahasan ini kita akan membahas sampai Pola Berpikir saja. Pembahasan ini akan di terbitkan satu kali dalam seminggu.
PENGERTIAN POLA BERPIKIR
Pola Pikir adalah sebuah filosofi kehidupan, cara berpkir, sikap opini dan mentalitas yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi perilaku seseorang memiliki peran penting dalam penilaian manusia dan pengambilan keputusan dalam respon positif untuk berbagai situasi.
JINIS-JENIS POLA PIKIR
Freitas, Gollwitzer, dan Trope (2004), mengemukakan bahwa ada dua jenis pola pikir yang biasanya disebut sebagai Construal Theory yaitu pola pikir abstrak dan pola pikir konkret. Menurut Tsai dan Thomas (2011) pola pikir abstrak menyebabkan seseorang untuk fokus terhadap gambaran yang lebih besar atau lebih lengkap. Contohnya, soda dapat disimpulkan sebagai minuman, Toyota adalah sebuah mobil, iPhone adalah smartphone, dan sebagainya. Sementara itu pola pikir konkret membuat orang fokus terhadap detail yang lebih spesifik atas sebuah objek atau tindakan. Contohnya adalah soda adalah Sprite atau smartphone adalah iPhone.
Pola pikir abstrak juga merupakan pola pikir yang memudahkan seseorang untuk menjawab pertanyaan “mengapa” yang berkaitan dengan sebuah tujuan atau tindakan sedangkan pola pikir konkret memudahkan seseorang untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” (Freitas dkk., 2004).
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pola Pikir
Van Bergen (2012) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang dapat memengaruhi pola pikir abstrak atau konkret seseorang, yaitu:
1. Kebudayaan
Ada perbedaan yang besar antara kebudayaan Barat dan Asia Timur. Seperti yang diutarakan Kim dan Markus (1999), kebudayaan Barat memiliki fokus utama terhadap diri sendiri, mereka memiliki kebebasan dan hak individu untuk memilih dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Sedangkan pada kebudayaan Asia Timur, penduduknya secara aktif dan terbuka mengikuti kelompok dan norma-norma sosial. Secara umum penduduk Asia Timur memiliki pola pikir konkret sedangkan penduduk memiliki pola pikir abstrak.
2. Psychological distance
Ada beberapa bentuk psychological distance seperti spasial, temporal, sosial, dan hypotheticality yang memengaruhi tingkat abstraksi. Semakin besar jarak ini, maka semakin tinggi tingkat abstraksi. Ketika seseorang berpikir tentang sebuah peristiwa yang akan terjadi dalam satu tahun mendatang maka kemungkinannya hal tersebut merupakan bentuk abstrak. Contohnya, jika seseorang akan mengunjungi seminar yang diadakan selama dua hari di kota lain di satu tahun kemudian, maka orang tersebut akan berpikir tentang memesan tiket dan hotel. Sedangkan jika acara tersebut berlangsung esok harinya, hal yang dipikirkan merupakan sesuatu yang konkret, seperti pakaian apa yang akan dibawa atau mengisi lagu untuk didengarkan selama penerbangan.
3. Mood
Seseorang yang memiliki perasaan senang lebih cenderung kepada bentuk pola pikir abstrak jika dibandingkan terhadap orang yang memiliki perasaan netral atau sedih. Mereka lebih cenderung untuk mengeneralisasi, mengelompokkan, dan mengategorisasi sesuatu ke dalam kategori yang lebih luas.
Sikian dulu untuk pembahasan hari ini, jika anda ingin mengajukan pertanyaan, silahkan ajukan di kolom komentar. dan mohon maaf apabila saya memiliki kesalahan dalam pemamahaman. anda dapat memberitahu saya dikolom komentar jika anda melihat atau mendapatkan kesalahan saya, secepat mungkin saya akan memperbaikinya. Terima kasih..
Posting Komentar untuk "MATERI AJAR BERPIKIR KOMPUTASIONAL KURIKULUM MERDEKA "