Segitiga Exposure Dalam Fotografi

Selamat pagi sahabat cerita, sebagian dari kita yang sudah mulai menggunakan camera pasti sudah tidak asing lagi dengan Segitiga Exposure, Namun tahukah anda pengertian dari segitiga exposure. Jika anda belum memahaminya, mari kita bahas bersama-sama pada kesempatan ini.

Segitiga exposure - Dengan merubah mode otomatis ke mode manual pada kamera anda dipastikan anda harus mempelajari segitiga exposure, dalam segitiga exposure terdapat tiga komponen penting yang perlu anda ketahui agar hasil gambar yang anda ambil menjadi sesuai harapan.

Cobalah anda perhatikan gambar dibawah ini, tanpa anda sadari sebenarnya segitiga exposure ini sudah anda terapkan ketika anda menggunakan camera, baik camera DSLR atau pun MIrroless, Namun jika anda belum memiliki kamera ada baiknya anda membaca jenis-jenis kamera terlebih dahulu.

sumber: pixel.co.id

Segitiga exposure

Sebelum kita masuk ke detail dan contoh teknis spesifik tentang memahami segitiga paparan, pertama-tama pastikan kita memahami masing-masing elemen - ISO, shutter speed, dan apertur.

Aperture

Aperture adalah ukuran seberapa terbuka atau tertutupnya iris lensa. Aperture yang lebih lebar (atau angka-f lebih rendah) berarti lebih banyak cahaya akan dibiarkan masuk oleh lensa. Aperture yang lebih sempit (atau angka-f lebih tinggi) memungkinkan lebih sedikit cahaya untuk mencapai sensor.

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa kita menginginkan lebih sedikit cahaya untuk mencapai sensor. Jawaban sebagian besar adalah bahwa kita menginginkan depth of field yang lebih besar. Depth of field adalah produk sampingan dari aperture. Lubang yang lebih sempit (angka-f yang lebih tinggi) memberikan depth of field yang lebih besar, memungkinkan lebih banyak pemandangan menjadi fokus (lanskap). Lubang yang lebih luas (angka-f lebih rendah) menciptakan depth of field yang sempit, yang dapat membantu mengisolasi subjek dan merupakan salah satu alat komposisi terbesar yang Anda inginkan (potret).

Anda juga harus memperhatikan bahwa sebagian besar lensa paling tajam di sekitar f / 5.6 atau f / 8. Namun, banyak fotografer yang memakai ketajaman untuk efek isolasi subjek pada aperture yang lebih luas.

Shutter speed

Shutter speed adalah ukuran berapa lama rana tetap terbuka dan dengan demikian, berapa lama sensor terpapar cahaya. shutter speed yang lebih cepat memberi sensor lebih sedikit waktu untuk mengumpulkan cahaya dan karenanya, menghasilkan pencahayaan yang lebih rendah. shutter speed yang lebih lambat memungkinkan lebih banyak waktu bagi sensor untuk mengumpulkan cahaya dan menghasilkan pencahayaan yang lebih tinggi.

Banyak fotografer akan berpendapat bahwa ini adalah aspek yang paling penting, mengatakan jika shutter speed Anda tidak cukup cepat untuk memberikan gambar yang tajam.

ISO

Kita dapat mengontrol sensitivitas sensor digital dengan cepat, meskipun secara teknis, tidak mengendalikan sensitivitas; ini sebenarnya mengontrol penguatan pasca-gambar yang diterapkan.

Meningkatkan ISO pada dasarnya memungkinkan Anda mengambil gambar dengan konsdisi lebih sedikit cahaya. Namun, seperti biasa, ada kompromi: peningkatan ISO menghasilkan peningkatan noise dan kurang detail. Noise adalah hasil dari fluktuasi acak dalam sinyal listrik. Pada ISO yang lebih rendah, besarnya sinyal gambar relatif besar terhadap noise (rasio sinyal terhadap noise), yang berarti noise pada umumnya tetap tidak mengganggu. Ketika bekerja pada ISO yang lebih tinggi, sinyal gambar umumnya dekat besarnya dengan noise dan dengan demikian, noise memasuki gambar.

Pikirkan sinyal gambar dan noise sebagai bola. Jika sinyal gambar saya 1.000 bola, saya tidak akan melihat jika noise menambahkan 4 atau 5 bola ke gerombolan itu. Jika sinyal gambar saya kecil, katakan 10 bola, akan sangat terlihat jika noise menambahkan 5 bola ke gerombolan itu. Ketika saya memperkuat sinyal itu melalui penggunaan ISO tinggi, tingkat noise yang relatif tinggi juga akan diperkuat.

Jadi, mengapa menggunakan ISO tinggi? Seringkali, ketika mengambil gambar di cahaya rendah, Anda akan menemukan pada titik di mana Anda menggunakan aperture seluas mungkin dan shutter speed paling lambat yang Anda bisa untuk menghentikan gerakan. Pada titik ini, satu-satunya pilihan Anda adalah meningkatkan ISO. Lensa tidak dapat secara fisik membuka sendiri lebih lebar dan seperti dibahas di atas, mengorbankan ketajaman untuk shutter speed yang lebih lambat jarang dianjurkan. Saya lebih suka memiliki gambar kasar yang menunjukkan subjek yang terdefinisi dengan baik daripada gambar yang lebih halus dengan subjek hilang dalam blur.


Bagaiman Cara Mengatur Exposure?


Dalam kamera DSLR, terdapat 2 pilihan mode, yaitu manual dan otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority).

Untuk dapat menggunakan manual Exposure, anda harus memahami terlebih dahulu tentang shutter speed, aperture dan ISO. Untuk pengertian istilah ketiganya sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya. Jika ketiganya sudah dipahami, pasti kalian bisa untuk menuangkan air ke dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun berkurang.

Rumus Exposure: Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure

Contoh dengan angka:
1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)
1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto akan lebih terang
1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto akan lebih gelap

Sebagai catatan, exposure compensation adalah bukan bagian dari faktor penentu exposure. Exposure compensation hanya mengubah hasil perhitungan auto exposure saja. Jika kita menerapkan exposure compensation positif, maka hasil perhitungan auto exposure kamera akan lebih terang daripada sebelumnya atau ketika belum di setting. Jika kita menerapkan exposure compensation negatif, maka hasil perhitungan auto exposure akan lebih gelap daripada sebelumnya.

Exposure diatur sesuai dengan kebutuhan kalian. Kebutuhan di sini maksudnya adalah kalian mengambil foto untuk tema apa, indoor atau outdoor, teknik yang kalian gunakan seperti apa. Karena ada berbagai jenis fotografi dan teknik melakukannya. misalnya fotografi dengan teknik levitasi, teknik bulb atau teknik lainnya. Masing - masing teknik membutuhkan settingan yang berbeda - beda satu sama lainnya, jadi kita harus benar - benar tahu dasarnya terlebih dahulu.

Ketiga faktor di atas yang sudah saya paparkan (Shutter Speed, Aperture, ISO) merupakan salah satu dasar cara kerja sebuah kamera digital dari jenis dan merk apapun (terutama jenis DSLR). Jadi dapat kita simpulkan semahal apapun kamera yang kita miliki, tetapi apabila kita tidak bisa mengatur Exposure maka foto yang dihasilkan pun tidak berkualias. Dan sebaliknya, walaupun kita menggunakan kamera bukan jenis kamera professional apabila kita tahu cara setting Exposure maka foto yang dihasilkan akan bagus, komposisi warnanya sesuai dan sudah pasti lebih berkualitas dan enak dipandang.

Kesimpulan

Kombinasi  antara ISO, aperture dan shutter speed menghasilkan nilai pencahayaan yang setara untuk pengaturan tertentu. Jika salah satu dari elemen ini diubah, gambar yang dihasilkan tidak akan sama. Jika Anda meningkatkan f-stop untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke sensor, Anda juga perlu menyesuaikan shutter speed dan ISO untuk exposure yang setara; jika tidak, gambar Anda mungkin buram atau terlalu terang; eksposur berlebih atau kurang terang.







Nah, jika anda sudah memiliki kamera segera praktekan sekarang. Karena semakin banyak anda praktek maka semakin banyak pengalaman yang akan anda dapatkan. 

Nah, itulah tadi pembahasan kita mengenai segitiga exposure. Jika anda memiliki pertanyaan, silahkan ajukan pertanyaan anda dikolom komentar. Jangan lupa share artikel ini keteman-teman anda, agar meraka mendapatkan informasi seperti yang anda dapatkan saat ini. 
Sampai jumpa di artikel kami selanjutnya.,

referensi: siipung.com

Posting Komentar untuk "Segitiga Exposure Dalam Fotografi"