Tujuan dan langkah-langkah pelaksanaan asesmen diagnostik di sekolah
Assesmen pembelajaran merupakah bagian penting dari pembelajaran yang tidak boleh ditinggalkan. Apa itu asesmen? Asesmen adalah sebuah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja siswa, kelas, atau mata pelajaran dibandingkan dengan tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Ada berbagai jenis asesmen yang sudah dikenal dalam dunia pendidikan. Jenis asesmen yang ingin diterapkan harus disesuaikan dengan tujuan asesmen itu sendiri. Contoh asesmen yang sudah Guru Pintar ketahui adalah asesmen formatif dan asesmen sumatif.
Akhir-akhir ini ada sebuah asesmen yang banyak digaungkan dalam dunia pendidikan yaitu asesmen diagnostik. Asesmen ini bukanlah hal yang baru. Tetapi dengan munculnya berbagai kendala dalam dunia pendidikan karena pandemi covid 19, asesmen ini mulai populer kembali. Apa saja yang membuat banyak sekolah kini mulai menerapkan asesmen diagnostik?
Hal tersebut dilatar belakangi oleh beberapa isu dalam dunia pendidikan yang muncul karena dampak pembelajaran jarak jauh selama corona melanda. Apa saja?
1. Tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Menurunnya kemampuan siswa/learning loss.
3. Adanya kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh siswa karena perbedaan akses dan juga pendukung lainnya seperti ketersediaan materi, koneksi internet antara kelompok akses memadai dan kelompok akses tidak memadai.
4. Munculnya gangguan emosi dan psikologi siswa karena pembelajaran daring dan juga kondisi sosial ekonomi selama pandemi.
5. Siswa rentan mengalami putus sekolah.
Salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan di atas adalah mengadakan siklus asesmen diawal pembelajaran secara berkala atau kita kenal dengan sebutan asesmen diagnostik.
Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik adalah sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa. Ada beberapa tujuan asesmen diagnostik diadakan, yaitu:
1. Untuk memetakan kemampuan siswa-siswa di kelas secara cepat.
2. Mengidentifikasi siswa yang sudah paham, setengah paham, dan belum paham pelajaran yang diajarkan.
Ibarat seorang dokter, Guru Pintar dapat mendiagnosa “penyakit” dengan menerapkan asesmen diagnostik. Jika asesmen diagnostik menunjukkan bahwa perkembangan atau hasil belajarnya masih tertinggal atau tidak memenuhi target yang telah ditetapkan, maka Guru Pintar dapat memberikan treatment berupa pendampingan belajar secara afirmatif, penyesuaian strategi mengajar, atau materi ajar.
Asesmen Diagnostik atau penilaian diagnostik yang sering dilaksanakan ada dua jenis, yaitu asesmen non kognitif dan asesmen kognitif. Kedua jenis asesmen diagnostik ini memiliki tujuan asesmen yang berbeda.
Asesmen non kognitif bertujuan untuk mengetahui dan memahami kondisi kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas siswa selama belajar dirumah, gaya belajar siswa, pergaulan siswa, dan juga kondisi keluarga siswa. Sedangkan asesmen kognitif memiliki tujuan untuk mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dikelas dengan kompetensi rata-rata siswa, memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan pada siswa yang nilainya dibawah rata-rata.
Siapa yang bertanggung jawab melakukan asesmen diagnostik? Asesmen diagnostik bukan hanya tanggung jawab guru BP atau wali kelas saja. Sejatinya asesmen diagnostik harus dilakukan oleh semua guru mata pelajaran juga. Kepala sekolah sebagai komando di sekolah memiliki tanggung jawab untuk memastikan asesmen ini dilakukan disemua kelas diminggu pertama dan secara berkala pada awal pembelajaran. Bagaimana langkah-langkah melakukan asesmen diagnostik?
Langkah-Langkah Asesmen Diagnostik
Baik asesmen non kognitif dan kognitif memiliki tiga tahapan pelaksanaan yang sama yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Meskipun demikian, tetap ada hal yang membedakan mengingat tujuan yang ingin dicapai juga berbeda. Berikut ini langkah-langkah melaksanakan pembelajaran non kognitif dan kognitif.
Asesmen non Kognitif
Foto oleh Alexander Suhorucov dari Pexels
a. Persiapan
1. Guru Pintar harus menyiapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosi.
2. Guru Pintar membuat daftar pertanyaan kunci, seperti:
• Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama belajar dari rumah?
• Adakah hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan yang kamu alami selama belajar dari rumah?
• Apakah harapan kamu?
b. Pelaksanaan
1. Guru Pintar memberikan gambar emosi kepada siswa.
2. Guru Pintar meminta siswa untuk mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah melalui cerita secara lisan, tulisan, atau gambar
c. Tindak Lanjut
1. Mengidentifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif , kemudian mengajaknya untuk berdiskusi secara personal.
2. Menentukan tindak lanjut atau treatment untuk membantu siswa, dan mengkomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan.
3. Mengulangi pelaksanaan asesmen non kognitif di awal pembelajaran.
Pelaksanaan asesmen non kognitif dapat dilakukan dengan cara tanya jawab. Yang harus Guru Pintar ingat dalam melakukan tanya jawab adalah: memastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami oleh siswa, menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya, dan memberikan waktu berpikir kepada siswa sebelum menjawab pertanyaan.
Asesmen Kognitif
Foto oleh SHVETS production dari Pexels
a. Persiapan
1. Membuat jadwal pelaksanaan asesmen.
2. Mengidentifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Menyusun pertanyaan sederhana dengan formula sebagai berikut:
• 2 soal sesuai kelasnya, dengan materi yang akan dipelajari.
• 6 soal dengan topik satu kelas di bawah, untuk semester 1 dan 2
• 2 soal dengan topik dua kelas di bawah, untuk semester 2
b. Pelaksanaan
Memberikan pertanyaan-pertanyaan asesmen yang telah disusun kepada semua siswa di kelas, baik secara tatap muka ataupun Belajar dari Rumah
c. Tindak Lanjut
1. Mengolah hasil asesmen yang telah diberikan.
2. Membagi siswa berdasarkan nilai ke dalam 3 kategori yaitu, “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham.”
3. Hitung rata-rata kelas.
Jika siswa mendapatkan nilai rata-rata kelas, maka mereka akan mengikuti pembelajaran sesuai fasenya. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata akan mengikuti pembelajaran khusus atau pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi. Sedangkan siswa dengan nilai di atas rata-rata akan mengikuti pembelajaran dengan pengayaan.
5. Melakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru. Hal ini penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan rata-rata kemampuan siswa.
4. Mengulang proses yang sama di setiap awal pembelajaran untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa.
Ternyata tidak sulit ya melakukan asesmen diagnostik. Yang Guru Pintar butuhkan hanyalah komitmen untuk memberikan pembelajaran terbaik untuk siswa dan memastikan semua siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna.
Tahapan penyusunan asesmen diagnostik kurikulum merdeka
Asesmen diagnostik kurikulum merdeka dapat disusun dengan tahapan berikut:
1. Menganalisis laporan hasil belajar (rapor) peserta didik tahun sebelumnya.
2. Mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan.
3. Menyusun instrumen asesmen untuk mengukur kompetensi peserta didik. Instrumen asesmen yang dapat digunakan antara lain yaitu:
· Tes tertulis/lisan dan/atau
· Keterampilan (produk, praktik)
· Observasi
4. Bila diperlukan menggali informasi peserta didik dalam aspek: Latar belakang keluarga, motivasi, minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek lain sesuai kebutuhan peserta didik/sekolah.
5. Pelaksanaan Asesmen dan pengolahan hasil.
6. Hasil diagnosis menjadi data/informasi untuk merencanakan pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta didik.
Waktu Pelaksanaan
Pendidik dapat melaksanakan asesmen diagnostik sesuai kebutuhan, misalnya sebagai berikut:
1. Pada awal tahun pelajaran
2. Pada awal lingkup materi
3. Sebelum menyusun modul ajar secara mandiri
Posting Komentar untuk "Melakukan Asesmen Diagnostik Di Sekolah"